KISAH EMPAT LILIN
Posted05
Apr
Rasanya sudah amat sering saya membaca kisah inspiratif ini. Entah itu
disebuah acara motivasi atau di sebuah kajian-kajian yang tentu saja membahas
tentang harapan. Dan lagi lagi kali ini saya dipertemuakan kembali dengan kisah
empat lilin ini, tapi bedanya tak pada sebuah acara motivasi melainkan pada
sebuah buku yang baru saya beli kemarin. Sebuah buku tentang pendidikan yang
menjadikan kisah ini prolog dari buku tersebut. Hmm mengingatkan saya bahwa
akan selalu ada harapan disetiap matahari terbit. Berikut kisahnya…….

Ada empat lilin yang
menyala. Sedikit demi sedikit habis meleleh. Suasana begitu sunyi sehingga
terdengarlah percakapan mereka.
Yang pertama berkata: “Aku adalah Perubahan. Namun manusia tak
mampu berubah, maka lebih baik aku mematikan diriku saja!”
Demikianlah sedikit demi sedikit sang Lilin padam.
Yang kedua berkata: “Aku adalah Imam. Sayang aku tak berguna lagi.
Manusia tak mau mengenalku. Untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.”
Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.
Dengan sedih giliran Lilin ketiga berbicara: “Aku adalah Cinta. Tak
mampu lagi aku untuk tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan
menganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang
mencintainya, membenci keluarganya.”
Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.
Tanpa terduga……
Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar dan melihat ketiga Lilin
telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata:
“Eh, apa yang terjadi?!
Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”
Lalu ia menangis tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:
“Jangan takut. Jangan menangis. Selama aku masih ada dan menyala,
Kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya: Akulah Harapan.”
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin harapan, kemudian
menylakan kembali ketiga Lilin lainnya.
Apa yang tidak pernah mati di dunia ini adalah Harapan yang ada dalam hati kita dan semoga masing-masing dari diri kita dapat menjadi alat seperti sang
anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Cinta
dan Perubahan dengan sebuah Harapan!
Kisah ini satu paket bagi para psimistis. Mereka harus sadar bahwa
harapan akan selalu ada. ^^
Juga saya. Kisah ini sebagai reminder
diri untuk selalu menyalakan harapan di sebelum kata-kata putus asa terucap
dari mulut.
#Lia
Jakarta, 05 April 2014