TANAH SURGA … KATANYA !  

Posted by: Unknown


“Apapun yang terjadi, jangan sampai kamu kehilangan rasa cinta pada negeri ini.”

Itu pesan yang sangat kuat yang aku dapat setelah aku nonton film ini. Oke, sebelumnya aku ngaku sangat kudet (kurang apdet) karena baru tahu kalau ada film sekeren ini, film ini rilis kalau gak salah bulan Agustus tahun 2012 lalu dan aku baru nonton kemarin, tepatnya bulan Juli tahun 2013. Woow hampir setahun, entah harus sedih atau seneng haha ! Ee yang pasti senenglah uda nonton film yang sangat nasionalis ini .. #tepuk tangan :D
Film karya anak bangsa, Danial Rifki ini mengkisahkan kehidupan di daerah perbatasan Indonesia (Kalimantan Barat) dengan Malaysia (Serawak). Emm menceritakan perbedaan yang sangat mencolok antara kedua daerah tersebut. Perbedaan bisa dilihat dari sarana transportasi, kegiatan ekonomi, obat obatan dan banyak yang lainnya. Daerah di perbatasan Malaysia tentu yang memiliki semua sarana tersebut. Miris T.T

Kenapa miris ? nonton film ini aku jadi tahu tentang fenomena kehidupan WNI di daerah perbatasan Indonesia, antara rasa cinta tanah air dan sulitnya mencari penghidupan di negeri sendiri. Jadi merasa harus banyak bersyukur karena aku hidup bukan di daerah perbatasan yang sarana dan prasana tidak minim, tidak harus bersusah payah untuk mendapatnya..Alhmdulillah.

Ada beberapa kisah yang mengharukan, dimana ketika dokter Anwar (Ringgo Agus Rahman) mengajak siswa-siswi kelas 3 dan 4 untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia, mereka dengan lantang menyanyikan lagu Kolam Susu (Koes Ploes), mereka anggap lagu Kolam Susu adalah lagu kebangsaan Indonesia. Sedikit kisah ini mengkisahkan bahwa tidak semua anak-anak Indonesia dari Sabang sampai Merauke tahu benar lagu kebagsaan Indonesia. Sama dengan Dokter Anwar yang kaget dengan “lagu kebangsaan” yang dinyanyikan anak SD itu, aku pun juga kaget ikut tercengang saat nonton di bagian ini.

Kisah lain yang tak kalah mengharukan adalah anak anak di perbatasan tidak mengenal uang Rupiah sebagai alat tukar, mereka lebihfamiliar  dengan uang Ringgit sebagai alat jual beli dalam kehidupan sehari-hari. Faktanya kan Ringgit adalah mata uang Negara Malaysia, lah tapi ini kenapa digunakan di daerah Indonesia yang seharusnya menggunakan mata uang Rupiah! Geram sendiri nonton film ini. Tapi keren dan bangga, pas lihat rasa nasionalisme nya Salman ketika dia pergi ke pasar di Malaysia dia menegur seorang pedagang yang menggunakan Sang saka merah putih sebagai alas dagangannya. 

“Pak cik itu Sang saka merah putih, kenapa kau buat alas dagangan?”

“lepas cepat pak cik !”

Beberapa hari kemudian Salman membeli 2 sarung. Satu untuk kakek Hasyim dan yang satu dia tukarkan dengan bendera merah putih yang digunakan pedagang tadi. #Aiih Salman bikin nangis .. Perlu ditiru sikap sangat cinta tanah air itu ya kawan :)

Oiya terakhir, aku terkesan dengan puisi keren karya Salman yang ia bacakan ketika ada pejabat kota datang ke sekolahnya :

“Bukan lautan hanya kolam susu .. katanya.
Tapi kata kakekku, hanya orang-orang kaya yang bisa minum susu.

Kail dan jala cukup menghidupimu, tiada badai tiada topan kau temui .. katanya.
Tapi kata kakekku, ikannya diambil nelayan-nelayan asing.

Ikan dan udang datang menghampirimu .. katanya.
Tapi kata kakekku, ssstt.. ada udang di balik batu.

Orang bilang tanah kita tanah surga .. katanya.
Tapi kata dokter intel, yang punya surga cuma pejabat-pejabat.

Tongkat kayu dan batu jadi tanaman .. katanya.
Tapi kata dokter intel, kayu-kayu kita dijual ke negara tetangga.

Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman .. katanya.
Tapi kata kakekku, belum semua rakyatnya sejahtera, banyak pejabat yg menjual kayu dan batu untuk membangun surganya sendiri.”

Wow dan sarat makna banget puisinya !
Pokoknya film ini sangat recommended banget buat semua Warga Negara Indonesi.. yang belum nonton, segera cari filmnya dan harus segera ditonton !
Buat yang sudah nonton..eemm I will say “Aku Cinta Indonesiaku !”. Bagaimana denganmu ?? :)

#Lia – Jakarta 28 Juli 2013


This entry was posted on Minggu, Juli 28, 2013 . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar

Posting Komentar